Harta Karun Kehidupan
"
Mereka yang mencintai Tuhan tidak bisa dipisahkan oleh dunia ini. Kematian tidak bisa membunuh apa yang tidak akan pernah mati."
William Penn
Jalan raya 40 terentang tanpa akhir di depanku. Aku pulang dari reuni keluarga yang pertama tanpa Bob, yang diadakan pada tahun 1995. Kenangan sembilan tahun yang singkat akan perkawinan kami kembali muncul memenuhi benakku.
Kami berdua bekerja di Administrasi Keamanan Sosial dan tiga tahun sebelumnya menerima jabatan di sebuah kantor darurat di Oklahoma City, mutasi yang kami perlukan untuk peningkatan karier di masa depan. Pada bulan Februari tahun 1995, aku harus mengikuti sebuah sesi pelatihan selama 10 minggu untuk kenaikan jabatan yang diadakan di Dallas, Texas. Sesi itu terhenti oleh berita meledaknya sebuah bom di Gedung Alfred P. Murrah di Oklahoma City.
Bobku berada di dalam gedung tersebut.
Ketika aku dan Bob pertama kali bertemu, dia sedang memutar kaset lagu-lagu cinta dengan judul "20 Years of Loving You", yang diambil dari berbagai album, yang kebanyakan dipinjam dari teman-temannya, yang sebagian di antaranya wanita-wanita lajang yang tidak lagi bersifat tradisional.
Aku menawarkan kepadanya untuk menggunakan koleksi kasetku dan memintanya untuk menggunakan lagu Stevie Wonder "I Just Called to Say I Love You" yang merupakan lagu favoritku.
Pada waktu Bob menyelesaikan kaset itu, kami telah berkencan selama beberapa minggu. Pada satu hari Sabtu, dia menelepon dan berkata bahwa dia mempunyai sebuah kejutan untukku. Sewaktu aku masuk ke dalam mobil dan kami melaju di jalan raya, dia mengeluarkan sebuah kaset dan memutarnya di tape mobil. Suaraku sendiri, yang diambil dari sebuah pesan yang pernah kutinggalkan di mesin penjawabnya, keluar dari speaker, "I just called... " (Aku menelepon hanya untuk...) Suara di pita kaset lalu menghilang dan disusul lagu Stevie Wonder. "Yang ini khusus untuk kamu," katanya waktu itu.
Kenangan itu membuatku menangis. Kini, dekat dengan perbatasan negara bagian Oklahoma Trading Pos - 50 Mil di Depan - Pintu Keluar 287." Aku ingat bahwa Bob dan aku selalu ingin berhenti dalam perjalanan kami pulang dari reuni keluarganya di Florida, tetapi belum pernah kesampaian. Kami telah mengisi bensin di satu atau dua pintu keluar sebelumnya, kami merasa lelah, kami hanya ingin sampai di rumah secepatnya. "Kali ini," aku memutuskan, "aku akan berhenti."
Sambil mengemudi, pikiranku mengembara; bagaimana aku bisa menjalani ini semua tanpa Bob - suamiku yang besar dan kuat yang kedua tangannya yang mententramkan selalu memelukku ketika aku menangis, yang rasa humornya mencairkan kemarahanku, dan yang naluri petualangannya memperkaya kehidupan kami berdua. Air mata membasahi pipiku, tetapi aku terus mengemudi. Tiba-tiba, pintu keluar 287. Sial! Aku telah melewati Pasar itu. Ah, mungkin lain kali.
Persis saat aku membuat keputusan untuk terus melaju, aku memutuskan untuk kembali! Aku membanting stir membelokkan mobil itu sebelum terlambat dan melaju di jalanan yang landai. Setelah mencapai jalan utama, aku baru sadar kalau aku berada di Turner Turnpike - tidak ada jalur keluar entah untuk beberapa mil lagi. Aku mencari sebuah tempat yang datar di tengah jalan dan menyeberanginya, tidak peduli apakah seorang polisi negara bagian sedang berpatroli, dan kembali menuju ke Trading Post.
Seperti dugaanku, Trading Post itu sama seperti banyak pasar lainnya saat aku dan Bob berhenti dalam perjalanan-perjalanan kami: bermacam-macam barang dan suvernir dari Wilayah Amerika Barat Daya. Saat aku berjalan menuju toko tersebut, aku melihat sebuah dipan dari besi hitam dan kayu dengan selimut Indian, tanaman kaktus berduri dan cabai merah dan hijau yang diikat dengan seutas tali.
Di samping tempat tidur terdapat sebuah meja kecil dengan beberapa vas dari Suku Aztec, bunga- bunga gurun yang lembut dan seekor anjing hutan yang sedang melolong dengan sebuah syal cerah di lehernya. Di tempat yang tidak menonjol di antaranya terdapat sebuah telepon kayu kecil antik dengan bagian untuk bicara yang dipahat dan dengan nomor dial bulat-melingkar, mesin penjawabnya tergantung di sebuah cabang berwarna hitam dan dihubungkan dengan kabel hitam kecil. Yang pertama kali timbul dalam benakku, "Betapa istimewanya. Segala sesuatunya yang lain terkesan begitu berasal dari Wilayah Amerika Serikat Barat Daya, sedangkan telepon itu kelihatan tidak cocok berada di situ." Aku memegang lalu mengangkat mesin penjawab itu.
Musik mulai berbunyi di bagian bawah telepon. Kedua mataku kembali bersimbah air mata dan mengalir membasahi pipi. Sebuah gelombang kehangatan kurasakan merasuki tubuhku sewaktu aku berdiri sambil terisak, mengenggam telepon itu, lupa akan konsumen lainnya yang berjalan dengan hati-hati di sekitarku. Nada yang kudengar adalah "I Just Called to Say I Love You."
Sambil berjalan untuk membayar benda berharga yang baru saja kutemukan, aku merasakan tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hatiku sekarang bahwa aku bisa menjalani semua ini sendirian. Aku tidak sendiri; Bobku baru saja meneleponku untuk mengatakan kalau dia mencintaiku.
Judy Walker
0 komentar:
Posting Komentar