Memelihara Kecerdasan Emosional
Kecerdasan otak (IQ) ternyata bukan
satu-satunya kunci yang dapat mengantarkan kita ke jenjang sukses. Ada kecerdasan emosional
yang juga punya peranan penting untuk pengembangan diri kita.
Sesuai namanya, kecerdasan emosional
atau EQ adalah kemampuan kita untuk mengenali dan mengelola segala emosi yang
ada pada diri kita. EQ mencakup motivasi diri, bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan
stress sehingga memiliki kegembiraan, kesedihan, kemarahan yang tidak
berlebihan.
Cakupan lainnya yakni kemampuan untuk
memahami orang lain, membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi,
kepemimpinan, kerja sama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan
memberi inspirasi.
Memang cukup luas bidang yang dimotori
oleh EQ ini. Bagaimana caranya supaya kita dapat selalu mempertahankan EQ dalam
kondisi prima? Berikut beberapa tips mengelola EQ yang dapat kita terapkan
sehari-hari.
Pertama, kenali dan lepaskan emosi
negatif seperti sedih, marah atau frustasi. Pahami dampak emosi negatif
terhadap diri kita. Usahakan supaya pikiran kita tidak dikuasai oleh perasaan
negatif yang sedang melanda hati.
Kedua, kelola emosi diri kita. Emosi
merupakan sinyal bagi kita agar melakukan tindakan untuk mengatasi perasaan
yang sedang terjadi pada diri kita. Jika kita mampu mengendalikan dan mengatasi
emosi dengan gembira maka kita cenderung akan sukses dalam berbagai hal.
Ketiga, motivasi diri sendiri.
Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja tinggi dalam
segala hal. Motivasi memacu diri kita untuk lebih produktif dan efektif dalam
hal apa pun yang kita kerjakan.
Keempat, kenali dan kelola emosi orang
lain. Kemampuan ini merupakan pilar hubungan sosial yang dapat memberi efek
yang hebat dalam hubungan antar pribadi, antar organisasi dan antar korporasi.
Kecerdasan emosional kita akan menjadi sempurna bila dilengkapi dengan
kemampuan memotivasi orang lain, yang merupakan bentuk lain dari jiwa pemimpin.
Langkah-langkah di atas berlaku secara
berurutan. Kita bisa memotivasi diri kalau kita sudah mengenal emosi diri
sendiri terlebih dahulu. Selanjutnya, kita akan mampu memotivasi orang lain
apabila kita sudah bisa memoitvasi diri sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar