skip to main |
skip to sidebar
Keterampilan Batin
Keterampilan fisik dan keterampilan pikir amat penting
untuk kita bisa mengatasi tantangan hidup yang sulit di zaman kompetisi terbuka
seperti saat ini. Tetapi hal yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan
bertubi-tubinya persoalan hidup yang menghadang adalah ketatagan hati, sikap
arif, dan keterampilan batin. Sehingga, dalam menjalani hidup ini selalu
tersertakan sikap optimistis, rasa percaya diri, dan rasa gembira sebagaimana
ciri khas orang beriman.
Sekalipun kita dalam memperjuangkan hidup ini penuh keseriusan, tetapi kepekaan
untuk bisa menangkap momen-momen yang menggembirakan dan yang indah perlu
dipunyai, dilatih, dan diasah.
Rasullulah SAW sendiri dalam sejarahnya tidak luput dari gurauan dan humor yang
menyehatkan batin ini. Sebab, bisa berhumor secara maton berarti bisa menjalani
hidup ini dengan rasa gembira dan syukur serta sehat batinnya karena tidak
berkeluh-kesah dan tidak putus asa.
Pernah, suatu ketika, Nabi Muhammad saw diminta oleh seorang nenek untuk
mendoakan dirinya agar bisa masuk surga. Saat itu pula timbul rasa humor dalam
diri Rasullulah dengan menjawab: "Di surga itu tidak ada nenek-nenek
seperti kamu". Kontan saja nenek itu menangis. Setelah reda tangisnya,
Rasullulah baru menjelaskan bahwa siapapun orang tua yang masuk surga akan
dibuat menjadi muda kembali. " Wahai nenek, bagaimana perasaanmu jika kamu
dibuat muda kembali?". Dengan berbinar-binar nenek itu menjawab spontan:
"Saya gembira sekali, ya Rasullulah".
Rasa gembira dan sikap optimistis penting sekali untuk menjalani hidup ini,
bagaimanapun berat tantangannya. Tetapi bukan berarti hedonistis atau take it
easy, melainkan how to enjoy it. Orang yang mampu menikmati hidup tentu orang
yang bersyukur karena ada rasa qana'ah (puas), cukup, dan tidak stres dengan
target-target yang selalu saja tidak habis-habisnya. Rasa gembira tentu saja
tidak bergantung pada seberapa kaya atau pada umur berapa, apa jabatannya,
tetapi lebih pada bagaimana sikap batin dan kepekaan untuk bisa menangkapnya.
Keterampilan batin, ketatagan hati, dan sikap arif, sungguh tidak ada
sekolahnya selain tempaan hidup, rasa qana'ah (puas), kepekaan batin, kesediaan
berprihatin, dan menangguhkan kesenangan duniawi.
Wallahu a'lam bis shawab.
0 komentar:
Posting Komentar